Direktur Perencanaan dan Teknologi PLN Bambang Praptono mengatakan, pembangunan interkoneksi tersebut untuk pertukaran listrik dengan cara memindahkan aliran listrik kedua negara pada saat beban puncak. Tukar menukar pasokan listrik bisa sebesar 600 Megawatt pada 2015 mendatang.
"Prinsipnya bukan Indonesia mengirim listrik, tapi kerja sama pertukaran listrik waktu beban puncak, Malaysia pada siang hari diberi 300 MW, dan malam hari Malaysia mengembalikan 300 MW," kata Bambang di Kantor PLN Pusat, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Selasa 27 Oktober 2009.
Menurut dia, dengan adanya kerja sama ini, PLN tidak perlu lagi mengoperasikan unit-unit pembangkit yang menggunakan bahan bakar minyak, sehingga dapat mengurangi biaya pokok penyediaan dan bisa mengamankan pasokan listrik.
Bambang menjelaskan, titik serah pasokan dimulai dari Sumatera. Sedangkan untuk jarak kabel interkoneksi akan melalui jalur laut dan darat. "Rutenya masih kami bicarakan," ujarnya.
Untuk pendanaan pembangunan jaringan transmisi ini, diperkirakan menelan investasi sekitar US$ 300 juta. "Saat ini sudah ada beberapa pihak yang menawarkan pinjaman, di antaranya Bank Pembangunan Asia (ADB), Bank Dunia, serta Japan International Corporation Agency."
Bambang menargetkan, pada 2012 pembangunan jaringan transmisi ini sudah harus dibangun, sehingga target pertukaran listrik pada 2015 bisa direalisasikan. Saat ini PLN juga sudah memiliki kerja sama serupa dengan dibangunnya jaringan transmisi listrik yang menghubungkan Serawak dan Pontianak, yaitu Serawak Electric Company (Sesco).
Proyek ini merupakan bagian dari proyek ASEAN Power Grid (APG) di mana pada masa datang di ASEAN akan ada interkoneksi
listrik ASEAN, di antaranya Semenanjung Malaysia-Singapura, Thailand-Semenanjung Malaysia, dan Serawak-Semenanjung Malaysia.
Selain itu, Sumatera-Semenanjung Malaysia, Batam-Bintan-Singapura-Johor, Serawak-Kalimantan Barat, Filipina-Sabah,
Serawak-Sabah-Brunei, Thailand-Laos, Laos-Kamboja, Thailand-Myanmar, Vietnam-Kamboja, Laos-Vietnam, dan Thailand-Kamboja.
sumber berita: vivanews.com - Selasa, 27 Oktober 2009, 10:54 WIB
UPDATE
(Jakarta, 26 Oktober) Setelah 20 tahun melakukan studi teknis dan studi kelayakan, interkoneksi sistem kelistrikan antara pulau Sumatera dan Semenanjung Malaysia rencana akan terwujud di tahun 2015. Proyek penyambungan sistem kelistrikan itu akan menggunakan kabel bawah laut 250 kV sepanjang kurang lebih 200 kilometer dan dua set kabel bawah laut masing-masing 57 kilometer.
Interkoneksi tersebut akan mampu menyalurkan daya sebesar 600 MW. Kedua pihak, PLN dan Tenaga Nasional Berhad (TNB), perusahaan listrik Malaysia akan mengadakan pertemuan kembali untuk mendiskusikan perumusan kontrak, pendanaan, dan detil pekerjaan.
Untuk pendanaan, Bank Dunia akan dilibatkan dalam proyek yang sangat penting ini. Penandatanganan Heads of Agreement tentang hal tersebut dilakukan Jum’at (23/10) lalu antara Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar dan President and Chief Executive Officer TNB Datuk Seri Che Khalib Mohd Noh. Proyek ini akan menjadi koneksi listrik antar dua negara yang kedua setelah terjalinnya kesepakatan interkoneksi pertama yang menghubungkan Bakun dan Kalimantan Barat.
Interkoneksi ini akan memungkinkan kedua negara, Indonesia dan Malaysia, untuk saling membantu dan mendukung pemenuhan kebutuhan listrik satu sama lain pada saat beban puncak, dimana beban puncak di semenanjung Malysia terjadi pada siang hari dan beban puncak di Sumatera terjadi pada malam hari.
sumber: PLN.co.id